Rindu Alunan Seruling di Lagu-lagu Dangdut Saat ini (sebuah catatan)

,

Seruling Dangdut merupakan salah satu unsur yang menjadi ciri khas musik Dangdut original. Walaupun perannya tak sepenting pemain kendang, tanpa alunan seruling, musik Dangdut terasa kurang istimewa menurut sebagian orang.

Sayang, di era sekarang, kita sudah jarang menemui lagu-lagu Dangdut yang aransemennya ada alunan seruling yang merdu mendayu menyayat hati. Andaipun ada, itupun sedikit dan kurang viral di masyarakat jika dibandingkan dengan alunan seruling Dangdut di lagu-lagu era 80an-90an.

Coba anda dengarkan lagu-lagu Dangdut era 70-90an seperti Pengalaman Pertama,  Sepiring Berdua, Jatuh Bangun, Setangkai Bunga Padi dan masih banyak yang lainnya, begitu merdu mendayu dan menyayat hati ketika kita dengarkan. Sehingga terkadang di era tersebut, banyak orang menyukai lagu karena alunan serulingnya bukan karena lirik atau yang lain.

Seruling Dangdut

Memang era sekarang bukanlah yang dulu, jaman telah berubah dan setiap sesuatu pasti ada masanya. Kini seperti kita ketahui, Dangdut Koplo ambyaran masih menjadi musik terpopuler di masyarakat. Dangdut koplo ambyaran tentu beda dengan campursari dangdut, campursari koplo, pop koplo dan bahkan dangdut koplo itu sendiri.

Justru untuk aransemen Koplo Ambyaran itu menghilangkan alunan suara suling dan perannya pun digantikan oleh saxophone. Coba lihat di youtube, banyak sekali band-band yang formasinya seperti grup Dangdut namun tanpa pemain seruling.

Sungguh miris memang, tapi apa mau dikata jaman sudah berubah, dan setiap seniman berhak untuk membuat sebuah rumusan sendiri dalam mengaransemen karya-karyanya.

Rhoma Irama saja dulu pernah mendapat komplain dari musisi Dangdut melayu saat itu ketika beliau menambahkan alat-alat musik yang terdapat pada grup rock dan juga mengaransemen musiknya jauh berbeda dengan lagu Dangdut melayu saat itu. Ada drum, lead guitar, trompet, saxophone dan lainnya. 

Namun demikian, bang haji tetap meneruskan 'rumusan' itu sendiri hingga sekarang. Ya waktu itu memang terbilang aneh bagi masyarakat penggemar Dangdut melayu. Tapi bang haji ingin menunjukkan hal yang berbeda untuk musik Dangdut itu sendiri sembari mempromosikan kepada masyarakat terutama generasi muda yang waktu itu gandrung dengan musik rock yang katanya lebih modern. Hal itu juga punya maksud lain agar tidak ada lagi anggapan bahwa Dangdut musik kampungan atau musiknya orang-orang pinggiran. Musik Dangdut bisa dipadukan dengan genre apapun termasuk Rock, blues dan sebagainya.

Berkaca dari hal tersebut, tentu tak ada larangan bagi seniman sekarang untuk mencari jati diri karya musiknya, termasuk koplo ambyar. Siapapun berhak mengolah sebuah musik untuk mengembangkan sebuah genre yang baru.

Meskipun bagi sebagian orang hal itu maklum karena jaman telah berubah dan begitu banyak seniman yang berhasil merumuskan genre berbeda, namun banyak dari sebagaian masyarakat termasuk juga para musisi yang sudah melanglangbuana di pentas-pentas Dangdut dari era 80an sampai sekarang merindukan ada lagu-lagu Dangdut masa kini namun kemasannya seperti era 70-90an. Alunan seruling Dangdut tetap menjadi bumbu yang harus ada di setiap aransemennya.

Itu harusnya menjadi tantangan besar bagi para seniman Dangdut, mengingat saat ini justru ada beberapa lagu era 80-90an dan awal 2000an yang kembali viral di saat banyak lagu-lagu viral lainnya dari genre yang berbeda.

Disaat viral lagu seperti Ambyar Makpyar misalnya, lagu Pecah Seribu yang merupakan Dangdut Original juga kembali viral dan mampu bersaing untuk tetap berada ditengah-tengah hiruk pikuk lagu koplo ambyaran tersebut. Ini artinya bahwa lagu Dangdut original yang ada alunan seruling Dangdut masih diterima di masyarakat.

Nah, koplo ambayaran yang memang nuansan musiknya cenderung lebih ngepop akan menjadi genre berbeda lagi jika ditambahkan alunan suara seruling. Saya perhatikan belum ada seniman Dangdut yang merumuskan ini.

Maksudnya, lagu-lagu koplo ambyar model Denny Caknan, Happy Asmara dan lainnya itu aransemen musiknya ditambahkan alunan suara seruling asli bukan voice flute keybord. Karena voice flute keyboard ini sudah menjadi identitas bagi musik campursari Dangdut/koplo. Jadi jika dipanggung, genre musiknya tetap pada koplo ambyaran, saxophone tetap ada tetapi ada pemain serulingnya. Saya yakin ini akan menjadi sesuatu yang baru bagi dunia musik Indonesia.

Hal tersebut merupakan sebuah terobosan baru yang tidak akan mengurangi rasa suka masyarakat terutama generasi muda terhadap genre koplo ambyaran dan juga mengobati rindu masyarakat yang tetap suka dengan alunan seruling di lagu-lagu yang akan dirilis, khususnya koplo ambayaran.




0 Response to "Rindu Alunan Seruling di Lagu-lagu Dangdut Saat ini (sebuah catatan)"
Posting Komentar

Sudah ribuan komentar yang terhapus dan dianggap SPAM/ dan melanggar, oleh karena itu jika komentarnya ingin muncul, berkomentarlah sesuai dengan isi posting. Jangan komentar dengan meninggalkan link atau kata-kata singkat seperti Sip gan, Mantaps gan, Terimakasih Gan, Goyang yuk, dan sejenisnya. Komentar setidaknya 3-5 kalimat yang berhubungan dengan posting